Senin, 18 April 2011

AKU DAN MATAHARI DI PAGI



Saat pagi aku berjalan kearah selatan,
menyusuri jalan setapak bebatuan.
Tujuan, arah, dan maksudku jelas, berjalan.

Sadari matahari membuntuti,
segera kupalingkan wajah tanpa aba-aba akan.

Matahari tersentak !

Aku terhenyak !

Kesunyian menyeruak !


Tanyaku:

" mengapa membuntutiku ? "


Jawabnya :

" aku tak membuntutimu,

aku hanya ingin menelanjangi bumi ini,

kau menghalangi jalanku. "


" jangan kau telanjangi aku..."


" itu pasti..kau sangat berharga..."


" Terima kasih..."


catatan semerawut si keriting.
ketika berjalan di suatu pagi bersama matahari.

*lokasi : kompleks perumahan taman cipadung indah,
lupa nomor rumahnya,hehehe.

Minggu, 17 April 2011

Uomo Grigio

Aku suka berpetualang. Keluar masuk rumah orang, kampung orang, tapi tidak toilet orang! sungguh aku benci toilet ! sangat sangat SANGAT BENCI TOILET !
Mengapa semua orang selalu mengidentikkan kecoak dengan toilet ?
Benar-benar menyebalkan !!
Ya sudahlah, terserah apa kata mereka, yang penting aku benci berada di tempat yang bernama toilet itu.

Aku suka berpetualang. Keluar masuk rumah orang, kampung orang.
Kadang-kadang menyelinap duduk di salah satu sudut tersembunyi dan menonton TV bersama para penghuni rumah yang kumasuki. Kadang bersama anak kecil yang lucu melihat film kartun baru. Kadang bersama abg alias anak baru gede,ya seperti itulah yg kudengar kata orang, mereka mengganti-ganti chanel TV seenaknya, tidak jelas apa yang mau ditonton dasar ababil ! duh yang ini artinya kalo tak sa
lah, abg labil ! ya tepat sekali, benar-benar labil. Kadang bersama bapak-bapak yang asyik menonton bola, sampai2 badannya sedikit lagi jadi bola, menggelinding kesana kemari ketika team kesukaannya mencetak gol. Dan aku sebenarnya lebih suka menonton film kartun bersama anak kecil itu. Siapa tau ada tokoh kartun yang diperankan oleh seseorang yang mirip aku, kecoak albino !

Setiap hari itulah yang kulakukan, berpetualang.
Mencari makan, di dapur-dapur orang, walau makanan sisa, itu sudah sangat luar biasa bagiku.
Jangan membahas tentang toilet disini.

Aku suka berpetualang. Keluar masuk rumah orang, kampung orang.
Setiap hari aku bertemu sesamaku, para keluarga kecoak. Mereka berjalan beriringan dengan keluarga mereka, asyik bermain di tempat-tempat lembab, yaaa tidak jauh-jauh dari tempat ker
amat yang tidak ingin kusebutkan dengan amat sangat.
Kadang aku juga bertemu dengan keluarga yang tak suka tempat keramat, sama denganku. Katanya, bauuu...Ya iyalah !
Bagus kalau kau sadar.
Tapi belum pernah aku bertemu kecoak albino seperti diriku.
Apa aku satu-satunya kecoak albino di planet ini ? Masa sih ?

Aku suka berpetualang. Keluar masuk rumah orang, kampung orang.
Sesungguhnya yang kucari bukan hanya makan dan nonton Televisi, tapi juga mencari seekor kecoak albino, yang mirip denganku. Untung-untung beda jenis kelamin, agar bisa kukawini dia, dan beranak pinaklah kami, dan semakin banyaklah kecoak albino yang sama denganku.
Tapi sampai sekarang belum juga kutemui kecoak albino..untungnya aku orang yang sabar jadi kuteruskan pencarianku.


Aku suka berpetualang. Keluar masuk rumah orang, kampung orang.
Sepertinya usiaku sudah tak mendukung untuk berpetualang lagi, aku harus mecari tempat tinggal tetap, kakiku sudah mulai goyah, tak sanggup menopang badanku yang mulai menciut dan sayap keriput. Kutetapkan pilihanku pada sebuah rumah tua yang cuma dihuni oleh seorang nenek tua, yang kulitnya juga sama keriputnya denganku, maklum kami sama-sama sudah tua. Tak apalah...yang penting aku bisa dapat makanan disini dan berisitirahat disini. Tak ada ancaman aku akan mati dibunuh oleh nen
ek tua ini kan? matanya saja sudah rabun begitu, mana peduli dia denganku, kecoak albino tua menciut keriput.

Suatu hari, kuingat-ingat itu hari minggu. Aku sedang mencari-cari makan di dapur, tiba-tiba nenek tua itu masuk dapur. Dia melihatku !! bukannya matanya rabun? ohh,,dia pakai kaca mata. Dan kau tau apa?? dia mendekatkan badan keriputnya itu ke badan keriputku, lalu berkata, "ternyata aku punya teman di rumah ini toh....sini-sini...akan kuberi makan..."
Dia sedikit pun tak jijik melihatku, namun dia mengangkatku dengan sehelai tissu, dan meletakkanku pada sebuah kotak kaca yang sepertinya mahal, kulihat dari kilau-kilauan kaca itu.
Dia memberiku sepotong kecil roti.
Lalu berkata " sepertinya aku harus menamaimu...emm...bagaimana kalau Uomo Grigio? baguskan? ya bagus sekali...Uomo Grigio."
Aku sangat senang dengan nama baru itu, aku baru sadar selama ini aku tak punya nama, aku hanya sering dipanggil albino. itu saja. Benar-benar nama yang bagus. Terima kasih nenek tua.
Seandainya kau juga kecoak, akan kukawini kau, biar kita punya anak dan kita bisa namai mereka dengan nama-nama yang bagus. Ahh....sayangnya tidak mungkin.

Sialan! Sampai tua usiaku aku akan terkurung di kotak kaca ini, dan tak bertemu kecoak albino, otomatis tak punya keturunan! ahh...Tuhan, sekejam inikah Engkau ?

Aku suka berpetualang. Keluar masuk rumah orang, kampung orang.
Sekarang aku sudah tidak berpetualang lagi, aku kecoak albino dalam kotak kaca menunggu satu keajaiban.
Dan keajaiban itu pun datang, nenek tua membawa seekor kecoak, dan memasukkan ke kotak kaca tempat tinggalku. Dia kecoak albino! YA! KECOAK ALBINO yang sama persis denga
nku, dan kau tau? Dia lawan jenisku!
Malam itu pun kukawini dia, lalu entah berapa lama dia mengandung anak kami, dan melahirkannya, aku tak tahu, karena esok harinya aku mati. YA, aku MATI.
Jika kau tanya kenapa?
Biar kuceritakan penyebabnya,
setiap hari aku diberi roti manis, dan akhirnya aku mengidap penyakit diabetes, semacam penyakit gula atau apalah itu, yang kurasa sakit semua badanku, sangat tidak enak sekali, sepertinya sudah stadium akhir. Dan pagi itu, aku terkena serangan jantung! sudah diabetes, ditambah pula serangan jantung. Bisa kau bayangkan bagaimana itu jadinya?

Ketika aku bangun pagi, kecoak albino yang semalam kukawini itu tidur di sebelahku dan berbisik : "sesungguhnya aku telah bersuami dan punya anak...."
Seketika itu juga aku terkena serangan jantung yang serta merta merenggut nyawaku tanpa ampun!!
Melumat habis jantung keriputku, satu-satunya yang aku punya yang selalu menyuarakan detak maha indah yang pernah ada.

Detak maha indah itu sekarang tak bersuara lagi...

Dia mati, detak itu, jantung itu.

Itu aku.

Aku mati.


Dan tak ada cerita lagi...






*si keriting mau berdongeng,
tak selamanya dongeng itu berakhir indah bukan?
atau?

Sabtu, 16 April 2011

kata 'nya'
























pria kepala tiga kurasa umurnya,
karung putih lusuh tak lepas dari tangannya,
antara tawa orang-orang di sekitarnya,
sampahlah yang selalu jadi pilihannya.

pria kepala tiga kurasa umurnya,
dunia ini bukan neraka katanya,
sampah ini penyelamatnya.

pria kepala tiga kurasa umurnya,
katanya,
anakku minta dibelikan buku tulis serta pensilnya,
sampah, lagi-lagi kau jadi penyelamatnya.

pria kepala tiga kurasa umurnya,
dimana-mana tempat singgahnya,
hari ini kota tua jadi pilihannya,
besok dimana lagi ya ?






*catatan si keriting,

yang menemukan inspirasi
setelah bangun pagi.